Rumah Sakit Jiwa untuk Mantan Caleg

Sore itu aku bareng dimas afifudin-sebut saja dimas, keluar rumah untuk membeli makan di rumah makan ikan bakar, Lalu lintas jalan yang ramai membuat dimas mengendarai mobilnya pelan-pelan dan hanya sebentar aku dan dimas sudah sampai di depan rumah makan ikan bakar klangenanku ( kesenanganku) itu . Usai membeli nasi bungkus dan kembalilah aku ama dimas ke rumah, dipertengahan jalan aku putar radio-tape di mobil itu dan langsung menangkap gelombang siaran nasional radio RRI (Radio Republik Indonesia).
Kaget aku mendengarnya, seraya membesarkan volume radio agar lebih jelas suaranya

di berita itu di release adanya rumah sakit jiwa yang menyediakan tambahan tempat tidur/ bangsal bagi calon legislative (Caleg) pasca pemilu 9 April 2009 yang tidak lolos dalam pemilu nanti.
Aku membayangkang hiruk pikunya dunia politik saat ini memang aneh, saat aku kecil pemandangan di jalan hanya terlintas bendera merah, kuning, hijau dan serasa damai, karena memeng saat aku kecil tinggal di desa sehingga hingar-bingarnya politik tetep terasa teduh. Tetapi sekang pemandangan itu sudah sirna, seolah sudah menjadi kemaruk – bhs_jawa (Euforia) semua terpasang dijalan, semua berambisi untuk menang, orang yang paham akan politik dia mendaftar caleg (sebut saja nya-leg), yang ngga paham politik pun ikutan nya-leg dari yang berlatar belakang pegawai negeri, swasta, karyawan biasa, petani, pedagang, sopir, kondektur, bahkan lihat saja di liputan televisi orang yang menganggur pun juga ikutan nya-leg.
Trus pertanyaanya Negara ini mau dibawa kemana ya kang, Tanya dimas, ya…lihat nanitlah jawab pakde-bajang,
Pakde-Bajang, kalu dipikir nya-leg itu kan kayak gambling alias main dadu to dimas, krn harus memperhitungkan berapa prosen kemungkinan jadi legislative, dan memperhitungkan berapa prosen kemungkinan tidak menjadi legislative,
Jika dihitung-hitung bayangkan, sebanyak 11.215 orang memperebutkan 560 kursi DPR dan 1.109 orang bersaing mendapatkan 132 kursi Dewan Perwakilan Daerah. Selain itu, sekitar 112 ribu orang bertarung untuk mendapat 1.998 kursi di DPRD provinsi dan 1,5 juta orang bersaing merebut 15.750 kursi DPRD kabupaten/kota. Sebuah jumlah yang luar biasa banyaknya (sumber: www.mediaindonesia.com).
Kalau itu yang terjadi, padahal semua angan-anganya pingin lungguh kabeh nang kursi DPR (ingin duduk semua di kursi DRP) apa ya lumrah to dimas, Jika orang nya legowo (rendah hati) sih ngga apa, tapi jika tidak, bisa-bisa lewung (stress) to?! Iya pak de, sahut dimas sambil garuk-garuk kening.

Gak sah dipikir dimas, kabeh mau wis ana sing ngatur (semua itu sudah ada yang ngatur) seumpama nanti ada caleg yang ngga dapat kursi yang biar dibuat organisasi ABC saja, Apa itu pak de, ya ABC itu Asosiasi Batal Calon he3…alias kumpulan calon-calon legislative yang batal mendapatkan kursi to dimas. Hm….cocok pak de, jawab dimas sambil mengikuti senyum pakde.
Coba bayangke jika jumlah caleg tak sebading dengan kebutuhan Kursi yang di incarnya kan bakalan setres nanti, makanya siaran RRI itu salah satunya menginformasikan jika entar pasca pemilu 9 april 2009 ini banyak yang ngga mendapatkan kursi dan tidak bisa menerima kenyataanya maka kemungkinan orang stress akan bertambah banyak,
Apalagi seorang caleg bisa menghabiskan ratusan juta rupiah bahkan miliaran rupiah. Mereka menghamburkan uang untuk memasang poster, spanduk, baliho, dan foto diri di pinggir jalan di pohon-pohon atau di tiang listripun ditempelinya.
Para caleg mengeluarkan uang bukan dari kelimpahan harta, melainkan dari menjual harta, berutang, dan meminta-minta ke kiri dan ke kanan. Setelah gagal menjadi anggota dewan, mereka pasti pusing tujuh keliling untuk menutup utang dan rasa malu. Dari sanalah pangkal gangguan yang berujung pada sakit jiwa
Sehingga wajar jika RRI menyiarkan adanya tambahan tempat tidur rumah sakit jiwa atau bangsal sebagai antisipasi yang dilakukan Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan untuk menyiagakan seluruh dokter yang bertugas di 32 rumah sakit jiwa di Tanah air. Tapi daya tampung rumah sakit jiwa cuma 8.500 tempat tidur. Terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jumlah caleg seluruh Indonesia ini.
Pesan pakde, bagi caleg semua apapun yang nanti terjadi nemang atau kalah sudah menjadi pilihan, jadi berbesarlah hati mulai dari sekarang. Jika terpilih ya semoga menjadi pemimpin yang amanah dan jika tidak terpilih semoga menjadi warga amanah juga, Cekap semanten…..
Anggitanipun: Pakde Bajang


Comments

2 Responses to "Rumah Sakit Jiwa untuk Mantan Caleg"

Anonymous said... 2:33 am

Wah... panjenenganipun pakde Bajang menika sampun dados pengamat politik nggih?
Ingkang panjenengan anggit menika panci pas kaliyan kahananipun jaman sakmangke, kathah tiyang ingkang nyaleg, nanging sejatosipun dereng siap (mbok menawa amargi saking kirang pengetahuan babagan politik, utawi pancen mboten gadhah bondho kathah kangge kampanye], mila menika menawa mangkenipun mboten lenggah wonten ing pelenggahan agung DPR/DPRD, badhe kathah tiang ingkang kedah mlebet ing griyo pangrimat tiyang EDAN/GENDHENG lsp.

Oalah-oalah .... kok yo mengkono to yo?

Anonymous said... 1:38 am

IKU MBOKE MENAWI PAK, Pak de rak namung ngudoroso kawontenane sak meniko.
Suwun


|

MBA

Mari berbuat dan bertindak untuk masa depan yang lebih baik, Amal akan ber-manfaat jika dilakukan dengan ketulusan dan keihlasan

Pengunjung:

free counters

Recent Coment: